Apa hukum melaksanakan aqiqah? Ini jawabannya!
Apa hukum melaksanakan aqiqah Aqiqah merupakan sebuah wujud rasa syukur kepada tuhan atas lahirnya seorang bayi didalam sebuah keluarga. Aqiqah biasanya dilakukan ketika bayi baru lahir dengan cara memotong hewan kambing yang selnjutnya diolah dan dibagikan kepada warga sekitar.. Lalu, bagaimana jika saat ada bagi lahir namun keadaan ekonomi tidak memungkinkan untuk membeli kambing? Haruskah aqiqah dilaksanakan? Apa hukum melaksanakan aqiqah? Kapan aqiqah biasanya dilaksanakan? Sebelum membahas secara dalam mengenai hukum aqiqah, kita akan membahas terlebih dahulu makna aqiqah dalam artian yang lebih luas.
Makna Aqiqah
Aqiqah merupakan sebuah perwujudan rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan karunia berupa seorang anak kepada sepasang suami istri yang dilakukan dengan cara menyembelih kambing atau bisa juga aqiqah dimaknai dengan penyembelihan kambing untuk anak baru lahir. Kambing yang disembelih untuk acara aqiqah ini kemudian diolah dan dibagikan kepada tetangga sekitar, sanak saudara, dan orang yang kita yakini berhak untuk mendapatkannya. Penyembelihan kambing untuk aqiqah ini sudah diatur yakni 2 ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Adapun beberapa syarat kambing yang layak untuk disembelih saat aqiqah yaitu sehat, cukup umur, sudah bertanduk, dan tidak ada cacat.
Pelaksanaan aqiqah
Dalam ajaran islam, aqiqah tidak diberikan patokan khusus. Namun, biasanya orang-orang melakukannya pada hari ke 7,14, dan 21 dihitung dari hari lahir si bayi. Hal tersebut dilakukan sebenarnya hanya untuk menghindari lupa. Jadi, semakin cepat anak di aqiqah semakin baik. Namun ini nantinya akan menjadi bahan pertanyaan tentang bagaimana jika saat anak lahir belum ada rejeki untuk membeli kambing? Jika dirasa belum mampu, Anda dapat melaksanakannya kapan saja dengan syarat sebelum anak tersebut menginjak baligh. Karena, menurut pandangan ulama, usia baligh merupakan usia dimana anak menginjak dewasa. Sehingga, kewajiban orang tua untuk mengadakan aqiqah kepada anak telah gugur. Lantas sebenarnya, apa hukum melaksanakan aqiqah?
Hukum melaksanakan aqiqah
Apa hukum melaksanakan aqiqah? Pada dasarnya pelaksanaan aqiqah ini hukumnya sunnah muakkad. Yakni sunnah yang dianjurkan bagi mereka yang mampu. Mengapa sunnah muakkad? Karena, Rasulullah saw langsung yang mengajarkan hal ini. Kemudian, dilanjutkan oleh para sahabat dan dilaksanakan sampai sekarang. Penekanan kata bagi yang mampu disini diberikan kepada mereka yang kebetulan saat kelahiran anak mampu membeli kambing sesuai dengan jenis kelamin anaknya. Yakni 2 ekor kambing untuk laki-laki, dan satu ekor kambing untuk perempuan. Selain memotong kambing, acara aqiqah ini biasanya dibarengi dengan pemotongan rambut dan juga pemberian nama kepada bayi. Lantas bagaimana jika saat itu belum bisa melaksanakan aqiqah? Agama tidak pernah memberatkan umatnya dengan mewajibkan hal yang sunnah. Meski aqiqah sangat dianjurkan, namun kita juga diberikan keringanan dengan mengadakan aqiqah kapanpun sampai batas waktu anak baligh. Sehingga, kita masih bisa mengumpulkan biaya untuk melaksanakan aqiqah jika dirasa saat kelahirannya ekonomi kita belum memadai.
Begitulah sedikit ulasan mengenai apa hukum melaksanakan aqiqah. Seperti ulasan diatas, dasar hukum aqiqah adalah sunnah muakkad. Yakni sunnah yang dianjurkan. Untuk lebih banyak lagi informasi mengenai aqiqah dan pelaksanaannya, anda dapat mengunjungi website http://www.ammaqiqah.com/. Disana nanti Anda akan langsung dibimbing oleh para ahli untuk memecahkan beberapa permasalahan mengenai aqiqah, hukum, dan pelaksanaannya.
